Nama
|
arti
|
Ai
|
cinta, kasih sayang
|
Amayah
|
Hujan pada malam hari
|
Akira
|
Jangkar
|
Ayame
|
Bersifat pendiam
|
CHIKA
|
Dekat
|
Hana
|
Bunga
|
HARU
|
Musim semi
|
HARUKO
|
Musim semi
|
Haya
|
Cepat, ringan
|
Hiroshi
|
Murah Hati
|
HISA
|
Lestari
|
HOSHI
|
Bintang
|
Iba
|
Pemberian yang besar dari Tuhan
|
Kagami
|
Cermin
|
KAMEKO
|
Anak kura-kura
|
KEI
|
Hormat
|
Keiko
|
Anak kecil yang bahagia
|
Kichi
|
Beruntung
|
KIMI
|
Sama
|
KUMI
|
Menggambar bersama
|
Kumiko
|
Anyaman
|
MARISE
|
Tak terbatas
|
Matsushita
|
Pinus
|
MICHIKO
|
Keindahan
|
Midori
|
Hijau
|
Mika
|
Bulan Baru
|
Miki
|
Tangkai Bunga
|
Mine
|
Pelindung yang teguh
|
MITSU
|
Mencerminkan
|
MIYA
|
Rumah suci
|
Miyu
|
Bulan yang indah
|
Naomi
|
Di atas semua, keindahan
|
Nara
|
Pohon oak
|
NARIKO
|
Lembut
|
NATSUKO
|
Musim panas
|
RAN
|
Air bunga bakung
|
REI
|
Terima kasih
|
Ren
|
Bunga lily air
|
Rini
|
Kelinci kecil
|
Ryoko
|
Naga
|
Sachi
|
Kesenangan
|
SACHIKO
|
Kebahagiaan
|
SAKURA
|
Cherry blossoms
|
SHIKA
|
Rusa
|
Shina
|
Kebajikan, baik
|
SHINO
|
Batang bambu
|
SUMI
|
Halus
|
Takara
|
Harta, benda berharga
|
TAMI
|
Manfaat
|
Tanaka
|
Penghuni, penduduk
|
Kamis, 23 Mei 2013
nama-nama Jepang untuk anak perempuan ^-^
Selasa, 21 Mei 2013
Arthur and the Stovenia Kingdom
cerpen ini sebenarnya tugas sekolah disuruh bikin karangan Narasi XD
tapi menurut saya, tidak ada salahnya kalo dishare disini XD hehehe~
douzoo~ ^^
douzoo~ ^^
Di ceritakan terdapat sebuah desa yang bernama
Tylanom. Beberapa tahun belakangan, desa tersebut sering dilanda teror yang
akan mengakibatkan penderitaan yang sangat amat menyedihkan. Cara satu-satunya
yang dapat menyelamatkan desa tersebut ialah dengan cara menemukan sebuah kotak
yang berisi mahkota berwarna emas dan mahkota tersebut harus di hancurkan
dengan pedang besar berwarna perak.
Di salah satu rumah didesa tersebut, tinggallah
dalam satu rumah 6 orang bersahabat, Arthur, Brian, Elma, James, Rafael, dan
Stella yang berencana untuk mengambil kotak tersebut dengan tujuan untuk
menyelamatkan desa mereka. Letak kotak tersebut terdapat di sebuah Istana bekas
Kerajaan Stovenia yang dipimpin oleh dua orang ratu kembar, Elizahard dan
Elsayahard. Yang sangat bengis tetapi cantik bernama Elizahard dan yang sangat
baik hati dan cantik bernama Elsayahard. Kotak tersebut tersimpan di kamar Ratu
Elizahard.
Pada suatu malam, Arthur bermimpi bertemu
dengan seorang Ratu cantik di sebuah taman. Tanpa berpikir lama, Ratu tersebut
langsung menarik tangan Arthur. Arthur pun sempat menolak, tetapi genggaman
tangan Ratu tersebut sangat kuat sehingga Arthur tidak bisa melepaskan
tangannya dari genggaman tangan Ratu tersebut. Lalu Ratu tersebut membawa
Arthur kesebuah tempat yang bernama pohon Phena. Setelah sampai, Ratu tersebut
menyuruh Arthur untuk memejamkan mata dan mengosongkan pikirannya. Setelah
selesai, Ratu tersebut pun memperkenalkan dirinya. Ratu tersebut bernama
Elsayahard. Arthur pun bertanya kepada Raru Elsayahard :
“Mengapa aku berada disini wahai Ratu? Apakah ini
nyata atau hanya mimpi?”
“Ini hanya mimpi, Arthur. Apakah kau dapat melihat
semuanya saat engkau memejamkan mata?”
“Iya wahai Ratu, aku melihatnya! Tetapi, apakah
maksud dari semua itu wahai Ratu?”
“Itu adalah sebuah petunjuk dariku untuk mu,
Arthur.”
“Petunjuk? Apa maksudnya petunjuk wahai Ratu?”
“Kau akan tahu nanti jika kau sudah mengalaminya.
Tetapi, jika suatu saat kau datang ke pohon ini, kau cukup pejamkan matamu dan
katakan apa yang kau inginkan. Kemudian jika kau menemukan benda apapun yang
bernuansa ‘emas’, janganlah sesekali kau mengambilnya. Apalagi berniat untuk
memilikinya karena akan terjadi hal yang pasti tak kau inginkan.”
“Mengapa demikian wahai Ratu?”
“Nanti kau juga akan mengetahuinya. Dan jika
kau mengalami suatu masalah, selalu ikutilah apa kata hatimu karena kata hatimu
lah yang tahu semua kondisi yang sedang kau alami.”
Seketika Arthur pun bangun dan langsung
menceritakan semua mimpinya kepada sahabat-sahabatnya. Elma pun mencoba untuk
menggambarkan apa yang Arthur bicarakan tadi dan tiba-tiba terdengar suara
gemuruh dari arah luar. Semuanya langsung keluar karena ingin melihat apakah
yang sedang terjadi di luar sana. Ternyata, teror itu datang kembali dan teror
kali ini benar-benar membuat warga ketakutan. Tanpa berpikir panjang, keenam
sahabat ini langsung masuk ke rumah dan membereskan semua perlengkapan yang
akan dibawa ke tempat dimana kotak itu berada.
“Ayo teman-teman siapkan semuanya!”, kata Rafael.
“Tapi, kita kan tidak mempunyai banyak
peralatan, persediaan makanan, dan minuman”, kata Stella.
“Bawa saja apa yang kira-kira dapat kita
gunakan selama perjalanan! Ayo cepat! 10 menit lagi kita berunding diruang tengah!”,
sahut James.
Setelah 10 menit berlalu, keenam sahabat ini
pun duduk diruang tengah dan siap untuk melakukan perundingan.
“Dari gambar ini, Istananya terletak disebelah
Utara dan posisi desa kita di sebelah Selatan. Kemungkinan besar akan memakan
waktu yang cukup lama untuk bisa sampai ke Istana itu”, kata James.
“Apakah perbekalan kita mencukupi? Sedangkan
perjalanannya pasti lama”, tanya Rafael
“Kalau tidak mencukupi, makan saja yang ada
dihutan~ hahaha” sahut Brian.
“Ok ok baiklah kalau begitu. Besok pagi kita
pergi kesana”, kata James
Pagi harinya, mereka berenam pun siap untuk
melakukan misi mereka menuju Kerajaan Stovenia. 6 jam berlalu dan sudah
beberapa daerah telah dilalui dan pada saat tiba di Kota Zwarnia, tanpa sengaja
Rafael menginjak sebuah timbunan daun dan bbbrrrrsssss~ Rafael jatuh kedalam
lubang yang sangat dalam. Melihat kejadian itu, Arthur langsung mengacak-acak
tasnya dan menemukan seutas tali. Di kaitkannya tali tersebut ke pohon besar
yang ada di belakangnya lalu menjulurkan sisi tali yang lain kedalam lubang
tersebut. Tetapi, tiba-tiba Arthur menyadari bahwa Rafael sudah tidak ada ditempat.
Tanpa berpikir lagi, Arthur pun langsung masuk kedalam lubang tersebut tanpa
bicara apapun ke sahabat-sahabatnya. Ketika baru sampai pertengahan, terdengar
suara seseorang teriak dari atas.
“Hey Arthur, kamu mau kemana?”, tanya Brian
“Aku ingin menyusul Rafael dan sepertinya
dibawah ada jalan pintas”, Jawab Arthur
“Apa kamu yakin bahwa dibawah sana ada jalan
pintas?”, tanya Elma
“Ya! Aku yakin!”, jawab Arthur
“Baiklah kami akan menyusul”, sahut James
Sesampainya Arthur didasar lubang, Arthur melihat
setitik cahaya terpancar dari tempat dia berada dan Arthur pun langsung
menghampiri cahaya tersebut dan tiba lah dia di Labirin Ledral dan nampak
seseorang melambai-lambaikan tangan dari arah sebelah Timur.
“Hey Arhur, akhirnya kau menyusul juga. Yang lain
kemana?”, tanya Rafael.
“Hey, ya yang lain masih dibelakang”, jawab
Arthur
Setelah Arthur dan Rafael bertemu, mereka
langsung berjalan menuju sebuah patung yang terdapat di sebelah Barat mereka. Ternyata,
saat Arthur dan Rafael pergi, keempat temannya sampai ditempat Arthur menemukan
Rafael. Mereka memutuskan untuk berpencar mencari Arthur dan Rafael. Dipertigaan,
Brian dan Stella memutuskan untuk pergi ke arah kanan, sedangkan James dan Elma
pergi ke arah kiri. Lalu Brian dan Stella kembali berpencar disebuah pertigaan.
Stella mengambil ke arah kanan, sedangkan Brian ke arah kiri. Begitu juga
dengan James dan Elma. James mengambil ke arah kanan, sedangkan Elma ke arah
kiri.
Setelah 1 jam mencari, akhirnya James menemukan
Arthur dan Rafael di sebuah air mancur. Lalu disusul dengan kedatangan Brian
dan Elma. Dan kini giliran Stella yang menghilang. Mereka berlima memutuskan
untuk berpencar, tapi tak ada satupun yang berhasil menemukan Stella. Sampai saat
ketika James melihat sebuah pohon yang berukuran sangat besar dan dibawah pohon
itu terdapat seorang wanita sedang duduk bersandar pada pohon itu sambil
merangkul lututnya seolah-olah ketakutan dengan kondisi disekitarnya. Lalu
James menghampiri wanita itu dan ternyata wanita itu adalah Stella. James pun
berteriak sambil melambai-lambaikan tangan ke sahabat-sahabatnya.
“Hey semuanya! Aku menemukan Stella!”
“Hey Arthur lihatlah. James sudah menemukan
Stella dipohon besar itu”, Rafael menepuk pundak Arthur dan menunjuk ke tempat
dimana Stella dan James berada.
“Ah iya itu mereka. Ayo kita kesana!”, jawab
Arthur.
Mereka berempat pun menghampiri James dan
Stella dan saat sampai, Elma pun mengatakan sesuatu.
“Arthur, sepertinya ini pohon yang kamu
ceritakan pada kami mengenai mimpimu itu dan digambarku juga tepat posisinya
ada disini. Ayo kamu coba pikirkan sesuatu hal untuk kita semua”
“Baiklah aku akan memikirkan sesuatu.”, jawab
Arthur
Lalu Arthur memejamkan matanya, memikirkan dan
meminta agar dia dan sahabat-sahabatnya dapat keluar dari Labirin itu dan
seketika permintaan Arthur pun dikabulkan dan mereka semua keluar dari labirin.
Saat mereka berjalan menuju sebuah mata air, tiba-tiba Brian menginjak sesuatu
dan ternyata itu sebuah pisau berwarna emas yang memiliki permata di
tangkainya. Brian pun bertekad untuk memiliki pisau tersebut, tetapi Arthur
menentangnya karena Ratu Elsayahard mengatakan bahwa jika menemukan benda
apapun yang berwarna emas, jangan pernah mengambilnya. Apalagi sampai berniat
untuk memilikinya. Brian pun mengabaikan usulan Arthur dan dia tetap menyimpan
pisau itu ke dalam tasnya.
“Brian! Pisau itu jangan diambil! Itu
berbahaya!”, teriak Arthur
“Memangnya mengapa kalau aku mengambil
pisaunya? Akan terjadi sesuatu pada diriku? Mana? Tidak terjadi apa-apa kan? Kamu
terlalu mencemaskanku! Aku ini sudah besar dan sudah seharusnya aku tahu mana
yang berbahaya dan mana yang tidak! Jadi jangan sekali-kali mencegahku!”, jawab
Brian ketus
“Tetapi itu adalah pisau berwarna emas! Apakah
kamu tidak ingat dengan mimpiku tempo hari, hah?”, tanya Arthur sinis.
“Aku tidak peduli dengan apa yang dikatakan
didalam mimpi bodoh mu itu! Ayo kita lanjutkan perjalanan kita!”, jawab Brian
sambil meninggalkan Arthur.
Mereka pun melanjutkan kembali perjalanannya
dan 1 jam kemudian sampailah mereka di Hutan Terlarang. Saat memasuki kawasan
hutan terlarang, terdapat dua jalan. Jalan kekiri menuju jalan Dzeward dan
kekanan menuju jalan Shraward. Kata hati Arthur mengatakan bahwa jalan yang
harus dipilih adalah jalan Shraward tetapi James menentangnya. Menurutnya,
jalan yang paling tepat adalah jalan Dzeward. Terjadilah perdebatan yang hebat.
Elma dan Rafael sependapat dengan Arthur, lalu Brian dan Stella sependapat
dengan James. Dan akhirnya mereka berpisah diperbatasan jalan tersebut.
“Ada dua jalan yang membuat kita kebingungan
sekarang. Bagaimana menurut kalian? Apakah ada yang mempunyai usul untuk
memilih salah satu dari jalan ini?”, tanya James
“Aku tidak bisa memilihnya. Aku takut nanti
tersesat”, jawab Stella.
“Ya! Aku setuju dengan Stella”, sambung Brian
“Kalian ini bagaimana! Kalau tersesat ya
gunakanlah kompas! Untuk apa kompas kalian bawa jika tidak digunakan?!,” jawab
James dengan nada tinggi.
“Sebaiknya kita memilih jalan Shraward. Karena
kata hatiku mengatakan itu”, jawab Arthur.
“kata hatimu? Apakah itu bisa memberikan
jaminan untuk kita keluar dari hutan terlarang ini, hah?,” jawab James.
“aku tidak tahu pasti. Tetapi, Ratu Elsayahard
mengatakan bahwa aku harus mengikuti kata hatiku agar bisa keluar dari setiap
masalah yang aku hadapi”, jawab Arthur dengan nada tenang.
“Itu kata Ratu Elsayahard! Bukan kataku! Baiklah
kalau begitu, aku akan memilih jalan Dzeward! Jika kau ingin memilih jalan
Shraward, silahkan! Siapa yang ingin ikut denganku acungkan jari kalian!”,
tanya James
“Aku dan Stella ikut denganmu”, Jawab Brian
“Baiklah kalau begitu, sisanya ikut dengan
Arthur yang sok tahu!”, James pergi meninggalkan Arthur, Rafael, dan Elma.
Hari pun sudah semakin malam. Arthur, Rafael,
dan Elma pun memutuskan untuk bermalam di jalan Shraward. Begitu juga dengan
James, Brian, dan Stella yang bermalam di jalan Dzeward. Pada pagi harinya,
mereka melanjutkan perjalanan kembali.
Sesampainya rombongan James disebuah kebun, tanpa
sengaja Stella menemukan seekor kelinci emas yang sangat cantik. Dielus-elusnya
badan kelinci itu dan tak lama kemudian, kelinci tersebut berubah menjadi
seekor ular raksasa. Seketika melahap Stella dan akhirnya Stella pun tewas.
James dan Brian pun panik dan meninggalkan Stella begitu saja.
James dan Brian melanjutkan perjalanan kembali
tanpa Stella. Ketika James dan Brian sampai disebuah jurang, James menemukan
sebuah tali yang sangat panjang dan tebal. Di dalam benaknya, tali tersebut
bisa dia gunakan untuk melewati jurang tersebut. Ketika ingin mengambil,
tiba-tiba tali tersebut menyambar kaki dan tangan James dan menggantungkan
James di atas pohon tua yg sangat besar dan tali tersebut langsung menjerat
leher James dan seketika itupun James tewas.
Melihat peristiwa itu, Brian tersadar bahwa
yang dikatakan Arthur benar. Dan akhirnya Brian memutar arah dan pergi untuk
menyusul Arthur, Elma, dan Rafael dan menemukan mereka di sebuah Rumah tua.
Setelah Brian tiba di Rumah tua tersebut, Brian
langsung menceritakan apa yang sudah terjadi selama diperjalanan dan mereka
berempat menginap di Rumah tua tersebut.
“Arthur, Rafael, Elma~ apakah kalian ada
didalam sini?”, teriak Brian.
“Hey Brian! Kami disini! Ayo masuk~”, terdengar
suara Rafael dari salah satu jendela.
“Mengapa kau kembali sendirian, Brian? Kemana
James dan Stella?”, tanya Elma.
“Mereka berdua sudah tewas. Apa yang kau
katakan benar, Arthur. Maafkan aku yang sudah tidak mempercayaimu”, jawab Brian
sambil menangis.
“Sudahlah jangan menangis, yang sudah terjadi
biarkan saja. Sekarang yang harus kita pikirkan adalah bagaimana caranya kita
bisa sampai ke Istana dengan keadaan semuanya selamat”, jawab Arthur sambil
menepuk-nepuk bahu Brian.
“Baiklah, sekarang kita masuk dan sebaiknya
kita bermalam saja disini sampai besok”, jawab Elma.
Malam pun tiba dan mereka berempat pun akhirnya
menginap di Rumah Tua tersebut. Saat tengah malam, Rafael terbangun dan pergi kekamar
mandi. Setelah ingin kembali kekamar, tiba-tiba dia melihat sesosok Ratu yang
sedang mengasah pisau, pisau itu persis seperti pisau yang diambil oleh Brian. Karena
sang Ratu menyadari adanya orang yang melihatnya, Ratu itu pun langsung pergi
dan Rafael pun langsung lari kekamar dan membangunkan Arthur dan menceritakan
semuanya.
“Hey Arthur! Cepatlah bangun! Aku tadi melihat
sesuatu!”, sambil menggoncang-goncangkan tubuh Arthur.
“Ada apa memangnya? Apa yang kamu lihat?”,
Arthur berbicara masih setengah sadar.
“Tadi aku melihat seorang Ratu sedang mengasah
pisau, tetapi pisau itu sama seperti pisau yang diambil oleh Brian tempo hari”,
Jawab Rafael dengan ketakutan.
“Pisau yang sama dengan Brian? Apakah kamu
yakin?”, jawab Arthur kaget.
“Iya aku yakin kalau pisau itu sama dengan
pisau yang Brian ambil”, jawab Rafael meyakinkan.
“Mengapa peristiwa yang kau alami sama seperti
mimpiku ketika aku bermalam di jalan Shraward? Ada apa sebenarnya?”, Arthur
mengacak-acak rambutnya
“Apakah semua ini ada hubungannya dengan
sejarah di Istana itu? Kata nenekku, Istana itu dahulu dipimpin oleh dua orang
Ratu kembar. Yang satu baik dan yang satu jahat. Tetapi nenekku tidak
memberitahukan nama Ratu tersebut”, kata Rafael
“AH BENAR! Yang kamu lihat tadi adalah Ratu
Elizahard! Ratu yang sangat jahat. Sepertinya beliau tahu bahwa kita ingin
mengambil sesuatu di kamarnya dan beliau ingin kita mati sebelum kita sampai di
Istana”, jelas Arthur
“Masuk akal! Jadi ada sesuatu yang
menghubungkan antara kamu dengan Ratu itu. Tetapi, apa yang menyebabkan itu
semua?”, tanya Rafael
“Mungkin Ratu Elsayahard yang memberikan semua
petunjuk ini kepada kita dan itulah penghubungnya”, jawab Arthur sambil
tersenyum.
“Masuk akal lagi! Baiklah kalau begitu, kita
tidur lagi yuk”, ajak Rafael.
Arthur dan Brian pun tertidur kembali. Dan Setelah
pagi tiba, mereka berempat pun melanjutkan misi mereka ke Istana bekas Kerajaan
Stovenia. Ketika Arthur hendak menjajakan kaki keluar, tiba-tiba sebuah kertas terjatuh
dari atas dan kertas itu bertuliskan dengan darah “Siapkanlah diri kalian untuk
mati jika kalian tetap nekat untuk melanjutkan petualangan kalian!”.
Arthur pun mengabaikan pesan tersebut dan
melangkahkan kakinya menuju pintu gerbang. Di tengah perjalanan, muncullah segerombolan
hewan buas yang siap menerkam. Hewan-hewan tersebut nampaknya sangat lapar dan
ingin sekali melahap mereka. Arthur pun menghentikan langkah sahabat-sahabatnya
lalu terdiam sejenak dan memejamkan matanya, dan tiba2 muncullah sebuah pedang
besar berwarna perak dihadapannya dan Arthur pun langsung mengambil pedang
tersebut dan membunuh semua binatang buas itu dengan sekali tebasan.
Setelah kejadian itu, mereka berempat selalu
berhati-hati ketika ingin melangkah dan selalu melihat kondisi sekitar. Setelah
2 jam berjalan, akhirnya mereka sampai di Istana, akan tetapi harus melewati
sungai terlebih dahulu. Ketika ingin melalui sungai, seketika air sungai tersebut
berubah menjadi air bah yang sangat besar lalu menggulung keempat sahabat
tersebut. Rafael dan Brian tewas sedangkan Arthur dan Elma selamat.
Satu setengah jam berlalu setelah kejadian air
bah itu. Dan akhirnya mereka sampai didepan Istana. Saat Arthur ingin membuka
pintu Istana, mereka disambut dengan suara yang menyatakan bahwa kehidupan
mereka dan desa mereka akan berakhir dalam waktu kurang dari 1 jam.
“Selamat datang di Istana kami! Waktu kalian
untuk hidup kurang dari 1 jam lagi. Nikmati dan pergunakanlah hidup kalian
sebaik mungkin!”, Seru suara misterius.
“Terserah apa kata anda saja wahai suara
misterius! Kami tidak takut dengan ancaman anda!”, jawab Arthur dengan suara
tinggi.
Setelah Arthur mengatakan kata tersebut, mereka
langsung ke lantai dua dan langsung mencari-cari kamar Ratu Elizahard. Sesampainya
di kamar Ratu Elizahard, Arthur langsung mengacak-ngacak semua tempat
tersembunyi yang ada di kamar tersebut. Ketika Elma ingin membuka sebuah lantai
papan yang terbuka, tiba-tiba angin kencang masuk ke dalam kamar dari arah
jendela dan mencampakkan Elma hingga membentur pintu.
Melihat hal itu, Arthur langsung mendekati
lantai papan tersebut dan berusaha untuk membuka lantai papan tersebut yang
menurutnya disanalah kotak tersebut tersimpan. Tak lama kemudian, Arthur pun
terhempas seperti Elma. Sebelum bangkit, Arthur kembali memejamkan matanya dan
muncullah pedang besar berwarna perak seperti pedang yang dia lakukan untuk
menebas semua hewan buas saat ditengah perjalanan. Ketika Arthur ingin bangun, Ratu
Elizahard muncul tepat dihadapan Arthur, lalu mengangkat Arthur dan
menghempaskan Arthur ke luar kamar. Lalu Ratu Elizahard turun kebawah untuk
mengejar Arthur.
Arthur bangkit sebelum Ratu Elizahard datang
dan berusaha untuk memalingkan perhatian Ratu Elizahard dan Elma pun mempunyai
peluang untuk mencari kembali kotak tersebut di bawah lantai papan. Akhirnya Elma
berhasil mendapatkan kotak tersebut dan mengeluarkan mahkota itu lalu
meletakkannya di lantai. Beberapa saat kemudian, Arthur dan Ratu Elizahard pun
kembali dan Arthur pun langsung mengambil pedang perak besar tersebut dan langsung menusukkan ujung pedang
tersebut ke mahkota. Hancurlah mahkota tersebut dan beberapa saat setelah
mahkota itu hancur, Ratu Elizahard pun musnah.
Beberapa jam setelah Ratu Elizahard musnah,
datanglah Ratu Elsayahard dan menyuruh Arthur dan Elma untuk kembali ke desa.
“Kembalilah kalian ke desa secepatnya. Warga-warga
sudah menunggu kedatangan kalian dan lihatlah perubahannya. Kalian pasti bangga
dengan jerih payah kalian untuk menyelamatkan desa. Ku ucapkan selamat untuk
kalian berdua”, Lalu Ratu Elsayahard tersenyum dan pergi.
“Terima kasih wahai Ratu Elsayahard atas semua
petunjuk-petunjuk yang telah engkau berikan kepada kami. Kami tidak akan
melupakan kebaikan engkau wahai Ratu Elsayahard!”, Arthur berteriak dan
terdengar gamaan suaranya diseluruh bagian Istana.
Mereka berdua memutuskan untuk menginap semalam
di Istana dan akan kembali ke desa keesokan harinya. Pagi harinya, Arthur dan
Elma pun kembali ke Desa. Desa Tylanom pun kembali seperti keadaan semula dan
semua orang pun menberikan ucapan selamat beserta makanan dan minuman untuk
Arthur dan Elma. Desa Tylanom pun kini hidup dengan tentram dan damai.
Langganan:
Komentar (Atom)