Kamis, 23 Mei 2013

nama-nama Jepang untuk anak perempuan ^-^

Nama
arti
Ai
cinta, kasih sayang
Amayah
Hujan pada malam hari
Akira
Jangkar
Ayame
Bersifat pendiam
CHIKA
Dekat
Hana
Bunga
HARU
Musim semi
HARUKO
Musim semi
Haya
Cepat, ringan
Hiroshi
Murah Hati
HISA
Lestari
HOSHI
Bintang
Iba
Pemberian yang besar dari Tuhan
Kagami
Cermin
KAMEKO
Anak kura-kura
KEI
Hormat
Keiko
Anak kecil yang bahagia
Kichi
Beruntung
KIMI
Sama
KUMI
Menggambar bersama
Kumiko
Anyaman
MARISE
Tak terbatas
Matsushita
Pinus
MICHIKO
Keindahan
Midori
Hijau
Mika
Bulan Baru
Miki
Tangkai Bunga
Mine
Pelindung yang teguh
MITSU
Mencerminkan
MIYA
Rumah suci
Miyu
Bulan yang indah
Naomi
Di atas semua, keindahan
Nara
Pohon oak
NARIKO
Lembut
NATSUKO
Musim panas
RAN
Air bunga bakung
REI
Terima kasih
Ren
Bunga lily air
Rini
Kelinci kecil
Ryoko
Naga
Sachi
Kesenangan
SACHIKO
Kebahagiaan
SAKURA
Cherry blossoms
SHIKA
Rusa
Shina
Kebajikan, baik
SHINO
Batang bambu
SUMI
Halus
Takara
Harta, benda berharga
TAMI
Manfaat
Tanaka
Penghuni, penduduk

Selasa, 21 Mei 2013

Arthur and the Stovenia Kingdom

cerpen ini sebenarnya tugas sekolah disuruh bikin karangan Narasi XD
tapi menurut saya, tidak ada salahnya kalo dishare disini XD hehehe~

douzoo~ ^^


Di ceritakan terdapat sebuah desa yang bernama Tylanom. Beberapa tahun belakangan, desa tersebut sering dilanda teror yang akan mengakibatkan penderitaan yang sangat amat menyedihkan. Cara satu-satunya yang dapat menyelamatkan desa tersebut ialah dengan cara menemukan sebuah kotak yang berisi mahkota berwarna emas dan mahkota tersebut harus di hancurkan dengan pedang besar berwarna perak.
Di salah satu rumah didesa tersebut, tinggallah dalam satu rumah 6 orang bersahabat, Arthur, Brian, Elma, James, Rafael, dan Stella yang berencana untuk mengambil kotak tersebut dengan tujuan untuk menyelamatkan desa mereka. Letak kotak tersebut terdapat di sebuah Istana bekas Kerajaan Stovenia yang dipimpin oleh dua orang ratu kembar, Elizahard dan Elsayahard. Yang sangat bengis tetapi cantik bernama Elizahard dan yang sangat baik hati dan cantik bernama Elsayahard. Kotak tersebut tersimpan di kamar Ratu Elizahard.
Pada suatu malam, Arthur bermimpi bertemu dengan seorang Ratu cantik di sebuah taman. Tanpa berpikir lama, Ratu tersebut langsung menarik tangan Arthur. Arthur pun sempat menolak, tetapi genggaman tangan Ratu tersebut sangat kuat sehingga Arthur tidak bisa melepaskan tangannya dari genggaman tangan Ratu tersebut. Lalu Ratu tersebut membawa Arthur kesebuah tempat yang bernama pohon Phena. Setelah sampai, Ratu tersebut menyuruh Arthur untuk memejamkan mata dan mengosongkan pikirannya. Setelah selesai, Ratu tersebut pun memperkenalkan dirinya. Ratu tersebut bernama Elsayahard. Arthur pun bertanya kepada Raru Elsayahard :
“Mengapa aku berada disini wahai Ratu? Apakah ini nyata atau hanya mimpi?”
“Ini hanya mimpi, Arthur. Apakah kau dapat melihat semuanya saat engkau memejamkan mata?”
“Iya wahai Ratu, aku melihatnya! Tetapi, apakah maksud dari semua itu wahai Ratu?”
“Itu adalah sebuah petunjuk dariku untuk mu, Arthur.”
“Petunjuk? Apa maksudnya petunjuk wahai Ratu?”
“Kau akan tahu nanti jika kau sudah mengalaminya. Tetapi, jika suatu saat kau datang ke pohon ini, kau cukup pejamkan matamu dan katakan apa yang kau inginkan. Kemudian jika kau menemukan benda apapun yang bernuansa ‘emas’, janganlah sesekali kau mengambilnya. Apalagi berniat untuk memilikinya karena akan terjadi hal yang pasti tak kau inginkan.”
“Mengapa demikian wahai Ratu?”
“Nanti kau juga akan mengetahuinya. Dan jika kau mengalami suatu masalah, selalu ikutilah apa kata hatimu karena kata hatimu lah yang tahu semua kondisi yang sedang kau alami.”
Seketika Arthur pun bangun dan langsung menceritakan semua mimpinya kepada sahabat-sahabatnya. Elma pun mencoba untuk menggambarkan apa yang Arthur bicarakan tadi dan tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari arah luar. Semuanya langsung keluar karena ingin melihat apakah yang sedang terjadi di luar sana. Ternyata, teror itu datang kembali dan teror kali ini benar-benar membuat warga ketakutan. Tanpa berpikir panjang, keenam sahabat ini langsung masuk ke rumah dan membereskan semua perlengkapan yang akan dibawa ke tempat dimana kotak itu berada.
“Ayo teman-teman siapkan semuanya!”, kata Rafael.
“Tapi, kita kan tidak mempunyai banyak peralatan, persediaan makanan, dan minuman”, kata Stella.
“Bawa saja apa yang kira-kira dapat kita gunakan selama perjalanan! Ayo cepat! 10 menit lagi kita berunding diruang tengah!”, sahut James.
Setelah 10 menit berlalu, keenam sahabat ini pun duduk diruang tengah dan siap untuk melakukan perundingan.
“Dari gambar ini, Istananya terletak disebelah Utara dan posisi desa kita di sebelah Selatan. Kemungkinan besar akan memakan waktu yang cukup lama untuk bisa sampai ke Istana itu”, kata James.
“Apakah perbekalan kita mencukupi? Sedangkan perjalanannya pasti lama”, tanya Rafael
“Kalau tidak mencukupi, makan saja yang ada dihutan~ hahaha” sahut Brian.
“Ok ok baiklah kalau begitu. Besok pagi kita pergi kesana”, kata James
Pagi harinya, mereka berenam pun siap untuk melakukan misi mereka menuju Kerajaan Stovenia. 6 jam berlalu dan sudah beberapa daerah telah dilalui dan pada saat tiba di Kota Zwarnia, tanpa sengaja Rafael menginjak sebuah timbunan daun dan bbbrrrrsssss~ Rafael jatuh kedalam lubang yang sangat dalam. Melihat kejadian itu, Arthur langsung mengacak-acak tasnya dan menemukan seutas tali. Di kaitkannya tali tersebut ke pohon besar yang ada di belakangnya lalu menjulurkan sisi tali yang lain kedalam lubang tersebut. Tetapi, tiba-tiba Arthur menyadari bahwa Rafael sudah tidak ada ditempat. Tanpa berpikir lagi, Arthur pun langsung masuk kedalam lubang tersebut tanpa bicara apapun ke sahabat-sahabatnya. Ketika baru sampai pertengahan, terdengar suara seseorang teriak dari atas.
“Hey Arthur, kamu mau kemana?”, tanya Brian
“Aku ingin menyusul Rafael dan sepertinya dibawah ada jalan pintas”, Jawab Arthur
“Apa kamu yakin bahwa dibawah sana ada jalan pintas?”, tanya Elma
“Ya! Aku yakin!”, jawab Arthur
“Baiklah kami akan menyusul”, sahut James
Sesampainya Arthur didasar lubang, Arthur melihat setitik cahaya terpancar dari tempat dia berada dan Arthur pun langsung menghampiri cahaya tersebut dan tiba lah dia di Labirin Ledral dan nampak seseorang melambai-lambaikan tangan dari arah sebelah Timur.
“Hey Arhur, akhirnya kau menyusul juga. Yang lain kemana?”, tanya Rafael.
“Hey, ya yang lain masih dibelakang”, jawab Arthur
Setelah Arthur dan Rafael bertemu, mereka langsung berjalan menuju sebuah patung yang terdapat di sebelah Barat mereka. Ternyata, saat Arthur dan Rafael pergi, keempat temannya sampai ditempat Arthur menemukan Rafael. Mereka memutuskan untuk berpencar mencari Arthur dan Rafael. Dipertigaan, Brian dan Stella memutuskan untuk pergi ke arah kanan, sedangkan James dan Elma pergi ke arah kiri. Lalu Brian dan Stella kembali berpencar disebuah pertigaan. Stella mengambil ke arah kanan, sedangkan Brian ke arah kiri. Begitu juga dengan James dan Elma. James mengambil ke arah kanan, sedangkan Elma ke arah kiri.
Setelah 1 jam mencari, akhirnya James menemukan Arthur dan Rafael di sebuah air mancur. Lalu disusul dengan kedatangan Brian dan Elma. Dan kini giliran Stella yang menghilang. Mereka berlima memutuskan untuk berpencar, tapi tak ada satupun yang berhasil menemukan Stella. Sampai saat ketika James melihat sebuah pohon yang berukuran sangat besar dan dibawah pohon itu terdapat seorang wanita sedang duduk bersandar pada pohon itu sambil merangkul lututnya seolah-olah ketakutan dengan kondisi disekitarnya. Lalu James menghampiri wanita itu dan ternyata wanita itu adalah Stella. James pun berteriak sambil melambai-lambaikan tangan ke sahabat-sahabatnya.
“Hey semuanya! Aku menemukan Stella!”
“Hey Arthur lihatlah. James sudah menemukan Stella dipohon besar itu”, Rafael menepuk pundak Arthur dan menunjuk ke tempat dimana Stella dan James berada.
“Ah iya itu mereka. Ayo kita kesana!”, jawab Arthur.
Mereka berempat pun menghampiri James dan Stella dan saat sampai, Elma pun mengatakan sesuatu.
“Arthur, sepertinya ini pohon yang kamu ceritakan pada kami mengenai mimpimu itu dan digambarku juga tepat posisinya ada disini. Ayo kamu coba pikirkan sesuatu hal untuk kita semua”
“Baiklah aku akan memikirkan sesuatu.”, jawab Arthur
Lalu Arthur memejamkan matanya, memikirkan dan meminta agar dia dan sahabat-sahabatnya dapat keluar dari Labirin itu dan seketika permintaan Arthur pun dikabulkan dan mereka semua keluar dari labirin. Saat mereka berjalan menuju sebuah mata air, tiba-tiba Brian menginjak sesuatu dan ternyata itu sebuah pisau berwarna emas yang memiliki permata di tangkainya. Brian pun bertekad untuk memiliki pisau tersebut, tetapi Arthur menentangnya karena Ratu Elsayahard mengatakan bahwa jika menemukan benda apapun yang berwarna emas, jangan pernah mengambilnya. Apalagi sampai berniat untuk memilikinya. Brian pun mengabaikan usulan Arthur dan dia tetap menyimpan pisau itu ke dalam tasnya.
“Brian! Pisau itu jangan diambil! Itu berbahaya!”, teriak Arthur
“Memangnya mengapa kalau aku mengambil pisaunya? Akan terjadi sesuatu pada diriku? Mana? Tidak terjadi apa-apa kan? Kamu terlalu mencemaskanku! Aku ini sudah besar dan sudah seharusnya aku tahu mana yang berbahaya dan mana yang tidak! Jadi jangan sekali-kali mencegahku!”, jawab Brian ketus
“Tetapi itu adalah pisau berwarna emas! Apakah kamu tidak ingat dengan mimpiku tempo hari, hah?”, tanya Arthur sinis.
“Aku tidak peduli dengan apa yang dikatakan didalam mimpi bodoh mu itu! Ayo kita lanjutkan perjalanan kita!”, jawab Brian sambil meninggalkan Arthur.
Mereka pun melanjutkan kembali perjalanannya dan 1 jam kemudian sampailah mereka di Hutan Terlarang. Saat memasuki kawasan hutan terlarang, terdapat dua jalan. Jalan kekiri menuju jalan Dzeward dan kekanan menuju jalan Shraward. Kata hati Arthur mengatakan bahwa jalan yang harus dipilih adalah jalan Shraward tetapi James menentangnya. Menurutnya, jalan yang paling tepat adalah jalan Dzeward. Terjadilah perdebatan yang hebat. Elma dan Rafael sependapat dengan Arthur, lalu Brian dan Stella sependapat dengan James. Dan akhirnya mereka berpisah diperbatasan jalan tersebut.
“Ada dua jalan yang membuat kita kebingungan sekarang. Bagaimana menurut kalian? Apakah ada yang mempunyai usul untuk memilih salah satu dari jalan ini?”, tanya James
“Aku tidak bisa memilihnya. Aku takut nanti tersesat”, jawab Stella.
“Ya! Aku setuju dengan Stella”, sambung Brian
“Kalian ini bagaimana! Kalau tersesat ya gunakanlah kompas! Untuk apa kompas kalian bawa jika tidak digunakan?!,” jawab James dengan nada tinggi.
“Sebaiknya kita memilih jalan Shraward. Karena kata hatiku mengatakan itu”, jawab Arthur.
“kata hatimu? Apakah itu bisa memberikan jaminan untuk kita keluar dari hutan terlarang ini, hah?,” jawab James.
“aku tidak tahu pasti. Tetapi, Ratu Elsayahard mengatakan bahwa aku harus mengikuti kata hatiku agar bisa keluar dari setiap masalah yang aku hadapi”, jawab Arthur dengan nada tenang.
“Itu kata Ratu Elsayahard! Bukan kataku! Baiklah kalau begitu, aku akan memilih jalan Dzeward! Jika kau ingin memilih jalan Shraward, silahkan! Siapa yang ingin ikut denganku acungkan jari kalian!”, tanya James
“Aku dan Stella ikut denganmu”, Jawab Brian
“Baiklah kalau begitu, sisanya ikut dengan Arthur yang sok tahu!”, James pergi meninggalkan Arthur, Rafael, dan Elma.
Hari pun sudah semakin malam. Arthur, Rafael, dan Elma pun memutuskan untuk bermalam di jalan Shraward. Begitu juga dengan James, Brian, dan Stella yang bermalam di jalan Dzeward. Pada pagi harinya, mereka melanjutkan perjalanan kembali.
Sesampainya rombongan James disebuah kebun, tanpa sengaja Stella menemukan seekor kelinci emas yang sangat cantik. Dielus-elusnya badan kelinci itu dan tak lama kemudian, kelinci tersebut berubah menjadi seekor ular raksasa. Seketika melahap Stella dan akhirnya Stella pun tewas. James dan Brian pun panik dan meninggalkan Stella begitu saja.
James dan Brian melanjutkan perjalanan kembali tanpa Stella. Ketika James dan Brian sampai disebuah jurang, James menemukan sebuah tali yang sangat panjang dan tebal. Di dalam benaknya, tali tersebut bisa dia gunakan untuk melewati jurang tersebut. Ketika ingin mengambil, tiba-tiba tali tersebut menyambar kaki dan tangan James dan menggantungkan James di atas pohon tua yg sangat besar dan tali tersebut langsung menjerat leher James dan seketika itupun James tewas.
Melihat peristiwa itu, Brian tersadar bahwa yang dikatakan Arthur benar. Dan akhirnya Brian memutar arah dan pergi untuk menyusul Arthur, Elma, dan Rafael dan menemukan mereka di sebuah Rumah tua.
Setelah Brian tiba di Rumah tua tersebut, Brian langsung menceritakan apa yang sudah terjadi selama diperjalanan dan mereka berempat menginap di Rumah tua tersebut.
“Arthur, Rafael, Elma~ apakah kalian ada didalam sini?”, teriak Brian.
“Hey Brian! Kami disini! Ayo masuk~”, terdengar suara Rafael dari salah satu jendela.
“Mengapa kau kembali sendirian, Brian? Kemana James dan Stella?”, tanya Elma.
“Mereka berdua sudah tewas. Apa yang kau katakan benar, Arthur. Maafkan aku yang sudah tidak mempercayaimu”, jawab Brian sambil menangis.
“Sudahlah jangan menangis, yang sudah terjadi biarkan saja. Sekarang yang harus kita pikirkan adalah bagaimana caranya kita bisa sampai ke Istana dengan keadaan semuanya selamat”, jawab Arthur sambil menepuk-nepuk bahu Brian.
“Baiklah, sekarang kita masuk dan sebaiknya kita bermalam saja disini sampai besok”, jawab Elma.
Malam pun tiba dan mereka berempat pun akhirnya menginap di Rumah Tua tersebut. Saat tengah malam, Rafael terbangun dan pergi kekamar mandi. Setelah ingin kembali kekamar, tiba-tiba dia melihat sesosok Ratu yang sedang mengasah pisau, pisau itu persis seperti pisau yang diambil oleh Brian. Karena sang Ratu menyadari adanya orang yang melihatnya, Ratu itu pun langsung pergi dan Rafael pun langsung lari kekamar dan membangunkan Arthur dan menceritakan semuanya.
“Hey Arthur! Cepatlah bangun! Aku tadi melihat sesuatu!”, sambil menggoncang-goncangkan tubuh Arthur.
“Ada apa memangnya? Apa yang kamu lihat?”, Arthur berbicara masih setengah sadar.
“Tadi aku melihat seorang Ratu sedang mengasah pisau, tetapi pisau itu sama seperti pisau yang diambil oleh Brian tempo hari”, Jawab Rafael dengan ketakutan.
“Pisau yang sama dengan Brian? Apakah kamu yakin?”, jawab Arthur kaget.
“Iya aku yakin kalau pisau itu sama dengan pisau yang Brian ambil”, jawab Rafael meyakinkan.
“Mengapa peristiwa yang kau alami sama seperti mimpiku ketika aku bermalam di jalan Shraward? Ada apa sebenarnya?”, Arthur mengacak-acak rambutnya
“Apakah semua ini ada hubungannya dengan sejarah di Istana itu? Kata nenekku, Istana itu dahulu dipimpin oleh dua orang Ratu kembar. Yang satu baik dan yang satu jahat. Tetapi nenekku tidak memberitahukan nama Ratu tersebut”, kata Rafael
“AH BENAR! Yang kamu lihat tadi adalah Ratu Elizahard! Ratu yang sangat jahat. Sepertinya beliau tahu bahwa kita ingin mengambil sesuatu di kamarnya dan beliau ingin kita mati sebelum kita sampai di Istana”, jelas Arthur
“Masuk akal! Jadi ada sesuatu yang menghubungkan antara kamu dengan Ratu itu. Tetapi, apa yang menyebabkan itu semua?”, tanya Rafael
“Mungkin Ratu Elsayahard yang memberikan semua petunjuk ini kepada kita dan itulah penghubungnya”, jawab Arthur sambil tersenyum.
“Masuk akal lagi! Baiklah kalau begitu, kita tidur lagi yuk”, ajak Rafael.
Arthur dan Brian pun tertidur kembali. Dan Setelah pagi tiba, mereka berempat pun melanjutkan misi mereka ke Istana bekas Kerajaan Stovenia. Ketika Arthur hendak menjajakan kaki keluar, tiba-tiba sebuah kertas terjatuh dari atas dan kertas itu bertuliskan dengan darah “Siapkanlah diri kalian untuk mati jika kalian tetap nekat untuk melanjutkan petualangan kalian!”.
Arthur pun mengabaikan pesan tersebut dan melangkahkan kakinya menuju pintu gerbang. Di tengah perjalanan, muncullah segerombolan hewan buas yang siap menerkam. Hewan-hewan tersebut nampaknya sangat lapar dan ingin sekali melahap mereka. Arthur pun menghentikan langkah sahabat-sahabatnya lalu terdiam sejenak dan memejamkan matanya, dan tiba2 muncullah sebuah pedang besar berwarna perak dihadapannya dan Arthur pun langsung mengambil pedang tersebut dan membunuh semua binatang buas itu dengan sekali tebasan.
Setelah kejadian itu, mereka berempat selalu berhati-hati ketika ingin melangkah dan selalu melihat kondisi sekitar. Setelah 2 jam berjalan, akhirnya mereka sampai di Istana, akan tetapi harus melewati sungai terlebih dahulu. Ketika ingin melalui sungai, seketika air sungai tersebut berubah menjadi air bah yang sangat besar lalu menggulung keempat sahabat tersebut. Rafael dan Brian tewas sedangkan Arthur dan Elma selamat.
Satu setengah jam berlalu setelah kejadian air bah itu. Dan akhirnya mereka sampai didepan Istana. Saat Arthur ingin membuka pintu Istana, mereka disambut dengan suara yang menyatakan bahwa kehidupan mereka dan desa mereka akan berakhir dalam waktu kurang dari 1 jam.
“Selamat datang di Istana kami! Waktu kalian untuk hidup kurang dari 1 jam lagi. Nikmati dan pergunakanlah hidup kalian sebaik mungkin!”, Seru suara misterius.
“Terserah apa kata anda saja wahai suara misterius! Kami tidak takut dengan ancaman anda!”, jawab Arthur dengan suara tinggi.
Setelah Arthur mengatakan kata tersebut, mereka langsung ke lantai dua dan langsung mencari-cari kamar Ratu Elizahard. Sesampainya di kamar Ratu Elizahard, Arthur langsung mengacak-ngacak semua tempat tersembunyi yang ada di kamar tersebut. Ketika Elma ingin membuka sebuah lantai papan yang terbuka, tiba-tiba angin kencang masuk ke dalam kamar dari arah jendela dan mencampakkan Elma hingga membentur pintu.
Melihat hal itu, Arthur langsung mendekati lantai papan tersebut dan berusaha untuk membuka lantai papan tersebut yang menurutnya disanalah kotak tersebut tersimpan. Tak lama kemudian, Arthur pun terhempas seperti Elma. Sebelum bangkit, Arthur kembali memejamkan matanya dan muncullah pedang besar berwarna perak seperti pedang yang dia lakukan untuk menebas semua hewan buas saat ditengah perjalanan. Ketika Arthur ingin bangun, Ratu Elizahard muncul tepat dihadapan Arthur, lalu mengangkat Arthur dan menghempaskan Arthur ke luar kamar. Lalu Ratu Elizahard turun kebawah untuk mengejar Arthur.
Arthur bangkit sebelum Ratu Elizahard datang dan berusaha untuk memalingkan perhatian Ratu Elizahard dan Elma pun mempunyai peluang untuk mencari kembali kotak tersebut di bawah lantai papan. Akhirnya Elma berhasil mendapatkan kotak tersebut dan mengeluarkan mahkota itu lalu meletakkannya di lantai. Beberapa saat kemudian, Arthur dan Ratu Elizahard pun kembali dan Arthur pun langsung mengambil pedang perak besar  tersebut dan langsung menusukkan ujung pedang tersebut ke mahkota. Hancurlah mahkota tersebut dan beberapa saat setelah mahkota itu hancur, Ratu Elizahard pun musnah.
Beberapa jam setelah Ratu Elizahard musnah, datanglah Ratu Elsayahard dan menyuruh Arthur dan Elma untuk kembali ke desa.
“Kembalilah kalian ke desa secepatnya. Warga-warga sudah menunggu kedatangan kalian dan lihatlah perubahannya. Kalian pasti bangga dengan jerih payah kalian untuk menyelamatkan desa. Ku ucapkan selamat untuk kalian berdua”, Lalu Ratu Elsayahard tersenyum dan pergi.
“Terima kasih wahai Ratu Elsayahard atas semua petunjuk-petunjuk yang telah engkau berikan kepada kami. Kami tidak akan melupakan kebaikan engkau wahai Ratu Elsayahard!”, Arthur berteriak dan terdengar gamaan suaranya diseluruh bagian Istana.
Mereka berdua memutuskan untuk menginap semalam di Istana dan akan kembali ke desa keesokan harinya. Pagi harinya, Arthur dan Elma pun kembali ke Desa. Desa Tylanom pun kembali seperti keadaan semula dan semua orang pun menberikan ucapan selamat beserta makanan dan minuman untuk Arthur dan Elma. Desa Tylanom pun kini hidup dengan tentram dan damai.